Hari Terburuk dan Surat Tentang Rindu


That day started as a normal day. Engga ada yang aneh, ga ada perasaan buruk sama sekali.

Hari itu adalah Selasa, 2 Mei 2017. Jadwal hari itu adalah kuliah. Dan karena cuma ada 1 matkul di hari Selasa jadwal pun ditambah:
-kuliah (07.00-09.20)
-Main (ga inget waktu!)

Kuliah selesai tepat waktu. My friends were already asking if I wanted to hangout because it's only 9.20 and they didn't wanna go home. I said I already have plans.

Waktu mau pesan ojek online dengan tujuan ke rumah teman, I thought, masih pagi ke rumah dulu aja lah paling juga belum bangun. And then I went home with thought nanti abis dzuhur aja mainnya.

Sampai di rumah semuanya masih terasa normal. Ga ada firasat apapun yang katanya suka ada jika seseorang akan dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Sampai di rumah I met my grandma, lagi masak di dapur, terus gue tanya "mbah akung kemana, mbah?" And she answered "lagi ke pasar engga tau tuh belum pulang.". And I was like oh okay.

Lalu gue main sama Eshan-sepupu gue yang saat itu berumur 1 tahun setengah, bla bla bla. Lalu, ayah gue, yang kebetulan hari itu sedang cuti, ngajak gue, Eshan dan nyokap ke Gancy. Mau beli sepatu Eshan katanya. Iya serandom itu, karena sesayang itu dia sama Eshan.

When we were getting ready mau jalan ke Gancy, tante gue-nyokapnya Eshan, lari-lari ke rumah gue dari rumah Mbah yang jaraknya 2 rumah. Panik, kehabisan nafas, dia cuma bisa bilang, "itu-itu mbah akung". Kita semua langsung lari ke rumah mbah tanpa pikir apa-apa lagi. Sampe ke rumah mbah, mbah akung udah digotong sama orang-orang ke mobil. Waktu digotong Mbah Akung udah tidaksadarkan diri. Semua panik bukan main. Mbah akung memang punya penyakit jantung yang dari waktu ke waktu suka kambuh. Tapi engga sampe pingsan kaya gini.

Gue engga tau apa itu cuma perasaan gue tapi perjalanan ke rumah sakit terasa lama bukan main. Ada aja gangguannya. Yang mobil parkir di jalan bikin macet lah, segala macem. Di mobil mbah akung ga sadar sama sekali. Kita engga ada berhentinya coba buat mbah akung bangun.

Sampe di RSPP kita langsung ke UGD. Gue, bokap dan tante gue yang gue panggil Mama Bimo nunggu di luar ruang pemeriksaan, sedangkan nyokap dan mbah uti masuk ke dalam.

Engga sampe lima menit kemudian gue dengar tangisan paling sedih dari Mbah Uti. Tanpa dokter ngomong ke gue lagi pun gue sudah tahu apa artinya itu. Rasanya semua tulang gue lenyap. Rasanya gedung-gedung rumah sakit di atas gue runtuh menimpa gue. Lo akan beranggapan gue lebay, i don't really give a shit. Itu yang gue rasakan. And I have every right to feel devastated.

Waktu dokter buka pintunya gue ga buang-buang waktu lagi buat dengerin dia ngomong. Gue langsung masuk. Gue hampir teriak, meraung segala macem, but I have no energy left. Jadi gue cuma bisa nangis.

Waktu perawat-perawat bilang "udah ya dek, bu, yang sabar. Bapak udah enak sekarang." Rasanya gue pingin marah, gue tau itu tugas dia sebagai perawat untuk menenangkan keluarga pasien dan juga insting manusia untuk menanggapi musibah yang menimpa orang lain. But I was so annoyed and devastated, like, ada bantuan lain yang bisa diberikan? Like bring him back? Please?

The next thing I know gue duduk sendirian di taman rumah sakit. Semuanya terasa seperti dalam film, kecuali ini adalah nyata.

Gue ingat nyokap gue bilang untuk kabarin Ryan, sodara gue. Gue tadinya engga mau, biar nyokap aja yang ngabarin. Karena rasanya kalau kata-kata itu keluar dari mulut gue akan membuat semuanya terasa makin nyata. Dan saat itu gue belum siap.

Mbah Akung dikuburkan sore itu juga. Tetangga gue yang bantu buat angkat jenazahnya bilang bahwa jenazah Mbah Akung engga berat sama sekali. Gue engga heran, karena semasa hidupnya gue tahu Mbah Akung adalah orang paling baik. Mungkin engga selalu terlihat agamis, tapi beliau adalah orang yang luar biasa murah hati dan taat beribadah.

Yang masih gue syukuri sampai saat ini adalah, Mbah Akung ada di rumahnya saat detik-detik Allah memanggil beliau. Pasalnya, beliau baru pulang aja pulang dari pasar. Gimana kalau beliau diambil nyawanya saat perjalanan pulang? Dan mbah Akung gue adalah orang yang paling rajin jalan kaki. Ga pernah mau diantar atau sekadar naik ojek online. Memang kalau orang baik, Allah juga akan memberi jalan terbaik bahkan di detik-detik kematian.

🌻🌻🌻

Mbah Akung, apa kabar? Aku berharapnya sekarang Mbah Akung lagi makan buah-buahan sambil jalan jalan santai di surga. Kita di sini baik, jadi Mbah ga perlu khawatir. Aku di sini juga baik, hanya rindu. Rindu se-rindu rindunya rindu.

Mbah Akung, when Allah took you away from me, aku mikirnya semua gaakan sama lagi. The fact that you left us so sudden still left a huge hole in my heart.

You were always one of the biggest parts in my life. Dari dulu aku selalu melihat akung sebagai salah satu orang terhebat yang aku kenal.

Waktu aku mengingat-ingat hari itu, Mbah, semuanya masih terasa engga nyata. Karena pagi itu Mbah Akung masih seperti biasa, ke rumahku untuk baca koran lalu berkomentar tentang menu sarapanku. Hari itu aku sarapan spaghetti, jadi dengan nada bergurau Mbah Akung berkomentar "cucu akung cantik makan apa? Kaya orang Itali aja nih makan spaghetti mulu."

Semuanya terasa tidak nyata. Kecuali, ketidakberadaan Mbah Akung di sini membuktikan bahwa semuanya nyata.

Mbah, maaf kalau aku masih suka kangen Mbah Akung. Rasanya aku akan terus kangen sama Mbah dalam waktu yang cukup lama. Maaf kalau aku masih can't get over the fact that you've left me forever. Maaf kalau aku masih suka berharap Mbah Akung masih ada. Masih suka berharap ketemu mbah akung di jalan atau lagi baca koran di ruang tamu rumah aku terus bilang "cucuku sayangku udah pulang. Sore bangetsih pulangnya kaya orang kerja aja."

Maaf aku dulu bukan cucu yang sempurna. Maaf dulu aku suka sebel kalo mbah akung ini mbah akung itu, tapi demi Allah itu gangurangin rasa sayang aku sama mbah akung sedikit pun. The most humble person I know, the most hard working person I know. My role model.

Mbah Akung, kenapa ga pernah mampir ke mimpi aku? Rasanya semua orang sudah pernah dimpimpiin Mbah. Aku ga pernah. Aku kangen.

Semoga Mbah Akung ditempatkan di surga selalu.

Avi.

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram